Informasi terbaru Kota Hantu laku 3,1 juta dolar
Sebuah kota kecil di Latvia. Kota yang ditinggalkan begitu saja oleh militer Uni Soviet pasca Perang Dingin. Kota tersebut kemudian tidak terurus dan sepi karena tidak banyak dihuni. Dari sinilah kota itu lantas mendapat julukan 'Kota Hantu'. Namun awal bulan Februari 2010 pemerintah setempat merasa lega karena berhasil menjual kota tersebut seharga 3,1 juta dolar AS (sekitar Rp 29,2 miliar) kepada investor Rusia.
Semasa Perang Dingin, kota bernama Skrunda 1 adalah merupakan stasiun radar milik Soviet. Kota yang dulunya dihuni sekitar 5.000 orang kosong sejak tahun 1998. Para penduduk ramai-ramai mengungsi karena dalam kota tersebut selalu terjadi ledakan-ledakan yang dilakukan para ahli peledak Amerika Serikat.
Daripada tak terurus dan selalu berstatus "Kota Hantu" - karena tak berpenghuni manusia - pemerintah Latvia akhirnya memutuskan untuk menjual Skrunda-1 melalui suatu lelang. Anete Fridensteina-Bridina, juru bicara badan privatisasi Latvia, mengungkapkan bahwa lelang itu memenangkan sebuah perusahaan investasi asal Rusia, Aleksejevskoje-Serviss. Namun, Anete tidak mau mengungkapkan lebih lanjut mengenai identitas perusahaan pemenang lelang.
Belum dijelaskan apa perubahan yang terjadi bagi kota seluas 45 hektar itu, yang terletak di Latvia bagian barat atau sekitar 150 km dari Ibukota Riga. Kota itu memiliki 70 unit bangunan yang sudah lama dikosongkan. Bangunan-bangunan itu tadinya adalah apartemen, sekolah, barak militer, dan klub perwira.
Dibangun pada dekade 1980an, Skrunda-1 merupakan suatu pemukiman rahasia. Bahkan kota itu sengaja tidak tercantum dalam peta Soviet karena merupakan lokasi bagi dua radar, yang berfungsi memantau benda-benda di luar angkasa sekaligus mengantisipasi ancaman serangan rudal dari AS.
Itulah sebabnya, dalam peta-peta tertentu, lokasi Skrunda-1 hanya ditandai dengan kode tertentu. Setelah Soviet bubar pada 1991, Latvia berubah menjadi negara independen. Maka, Latvia saat itu ingin melucuti semua basis militer Soviet dan memulangkan semua pasukannya.
Namun, Kementerian Pertahanan Rusia, terus mengandalkan Skrunda sebagai sistem peringatan dini. Maka, pangkalan radar itu selama beberapa tahun digunakan sebagai alat negosiasi antara AS dan Rusia. Salah satu bangunan radar, yang disebut Pechora, memiliki instalasi radar setinggi 60 meter. Namun, pada 19995, fasilitas itu dihancurkan oleh perusahaan dari AS dengan menggunakan dinamit seberat lebih dari satu ton.
Kini, dengan lakunya Skrunda, pemerintah dan warga Latvia berharap bahwa kota itu bisa dihidupkan kembali dan beralih fungsi menjadi sarana rekreasi. Namun tentu saja harapan itu tergantung dari kesediaan pemilik baru, yaitu perusahaan Aleksejevskoje-Serviss asal Rusia.
Tinggalkan komentar anda tentang Kota Hantu laku 3,1 juta dolarSemasa Perang Dingin, kota bernama Skrunda 1 adalah merupakan stasiun radar milik Soviet. Kota yang dulunya dihuni sekitar 5.000 orang kosong sejak tahun 1998. Para penduduk ramai-ramai mengungsi karena dalam kota tersebut selalu terjadi ledakan-ledakan yang dilakukan para ahli peledak Amerika Serikat.
Daripada tak terurus dan selalu berstatus "Kota Hantu" - karena tak berpenghuni manusia - pemerintah Latvia akhirnya memutuskan untuk menjual Skrunda-1 melalui suatu lelang. Anete Fridensteina-Bridina, juru bicara badan privatisasi Latvia, mengungkapkan bahwa lelang itu memenangkan sebuah perusahaan investasi asal Rusia, Aleksejevskoje-Serviss. Namun, Anete tidak mau mengungkapkan lebih lanjut mengenai identitas perusahaan pemenang lelang.
Belum dijelaskan apa perubahan yang terjadi bagi kota seluas 45 hektar itu, yang terletak di Latvia bagian barat atau sekitar 150 km dari Ibukota Riga. Kota itu memiliki 70 unit bangunan yang sudah lama dikosongkan. Bangunan-bangunan itu tadinya adalah apartemen, sekolah, barak militer, dan klub perwira.
Dibangun pada dekade 1980an, Skrunda-1 merupakan suatu pemukiman rahasia. Bahkan kota itu sengaja tidak tercantum dalam peta Soviet karena merupakan lokasi bagi dua radar, yang berfungsi memantau benda-benda di luar angkasa sekaligus mengantisipasi ancaman serangan rudal dari AS.
Itulah sebabnya, dalam peta-peta tertentu, lokasi Skrunda-1 hanya ditandai dengan kode tertentu. Setelah Soviet bubar pada 1991, Latvia berubah menjadi negara independen. Maka, Latvia saat itu ingin melucuti semua basis militer Soviet dan memulangkan semua pasukannya.
Namun, Kementerian Pertahanan Rusia, terus mengandalkan Skrunda sebagai sistem peringatan dini. Maka, pangkalan radar itu selama beberapa tahun digunakan sebagai alat negosiasi antara AS dan Rusia. Salah satu bangunan radar, yang disebut Pechora, memiliki instalasi radar setinggi 60 meter. Namun, pada 19995, fasilitas itu dihancurkan oleh perusahaan dari AS dengan menggunakan dinamit seberat lebih dari satu ton.
Kini, dengan lakunya Skrunda, pemerintah dan warga Latvia berharap bahwa kota itu bisa dihidupkan kembali dan beralih fungsi menjadi sarana rekreasi. Namun tentu saja harapan itu tergantung dari kesediaan pemilik baru, yaitu perusahaan Aleksejevskoje-Serviss asal Rusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar